Menikmati Bakso Lapangan Tembak Senayan

Menikmati Bakso Lapangan Tembak Senayan

Selasa 5 Mei 2009, saya beruntung mendapat kesempatan makan malam di Bakso Lapangan Tembak  Senayan. Malam ini, mestinya saya bersama dengan teman-teman dari CPI makan malam di Gala Dinnernya IPA di JCC, sayangnya ketika kami sampai di JCC jam 19.15 makanan sudah habis. Dan kami memutuskan untuk makan malam di Bakso Lapangan Tembak.  Teman-teman di drop di Bakso Lapangan Tembak, sementara saya ikut bis balik ke Hotel Mulia untuk menjemput Afa dan Ibunya. Kami kemudian jalan kaki dari Hotel Mulia ke Bakso Lapangan Tembak.

Bakso Lapangan Tembak

Bakso Lapangan Tembak didirikan oleh Ki Ageng Widyanto Suryo Buwono – nama yang dianugerahkan Sultan Hamengkuwono IX tahun 1980-an – pada tahun 1971. Widyanto keluar-masuk kampung menjajakan bakso pikulnya. Di siang hari, biasanya ia mengelilingi gang kampung Petamburan, Slipi, Pejompongan dan Gelora Senayan. Dan malam harinya, ia biasa mangkal di kawasan Lapangan Tembak Senayan (kini telah berubah menjadi Hotel Mulia) . Hingga  akhirnya, di tahun 1982 ia memutuskan mangkal tiap hari di luar pagar kompleks Lapangan Tembak Senayan.
Dan  tahun 1983 ia diizinkan memboyong gerobak baksonya ke dalam kompleks, dan sejak itu baksonya dikenal masyarakat dengan sebutan Bakso Lapangan Tembak Senayan.

Menu Bakso Lapangan Tembak

Saat ini, menu yang tersedia bukan hanya bakso saja, namun sudah berkembang menjadi banyak menu yang lain, meskipun menu andalannya tetap bakso. Menu yang ada di Bakso Lapangan Tembak sbb: ayam kuluyuk, sapi lada hitam, nasi goreng spesial, bakso campur, bistik, udang cabe hijau, sapo tahu, fu yung hai dan aneka minuman.

Teman-teman CPI Menikmati Makanan

Ketika kami sampai di Bakso Lapangan Tembak, teman-teman sudah mulai makan. Dan kamipun kemudian mengambil tempat duduk di meja sebelahnya. Kami kemudian memesan menu untuk makan malam kami. Saya memesan bakmi jawa dan nasi, Afa memesan sup ayam dan Ibunya Afa memesan nasi goreng spesial.  Saya juga memesan bakso bakar, dan bakso urat untuk merasakan cita rasa bakso favorit kami di tempat asalnya.

Sup Ayam

Bakso Urat

Bakso Bakar

Bakmi Jawa

Bakso Bihun

Tidak berapa lama kemudian, pesanan kami datang, dan kami pun segera menikmati pesanan kami masing.

Menikmati Makanan

Pertama-tama saya makan bakmi jawa dengan nasi putih, perpaduan rasa lapar dan kenikmatan cita rasa bakmi jawanya, membuat makanan di piring saya cepat tandas. Ibunya Afa juga menikmati nasi gorengnya. Sementara Afa yang kecapekan mulai mengantuk dan tidak menikmati sup ayamnya. Setelah bakmi jawa habis, saya mulai mencicipi bakso bakar dan bakso uratnya, keduanya terasa nyamleng, lebih enak dari bakso-bakso lapangan tembak di cabang-cabangnya yang pernah kami nikmati. Bagi penggemar bakso, Bakso Lapangan Tembak Senayan terlalu sayang untuk dilewatkan, apalagi kalau menginapnya di Hotel Mulia.

Cabang

Setelah selesai makan, kami kembali ke hotel, sementara teman-teman dari CPI pulang duluan setelah membayar. Sebelumnya Afa dan Ibunya sempat berfoto di depan papan yang menunjukkan lokasi cabang-cabang Bakso Lapangan Tembak. Saat ini jaringan Bakso Lapangan Tembak mempunyai 65 cabang melalui waralaba. Sebanyak 25 gerai berada di Jakarta dan sekitarnya, sedangkan sisanya di seluruh wilayah Indonesia (kecuali Bali dan Papua).

Gamelan

Ketika kami akan pulang, di teras ada pentas gamelan dengan 7 orang pemain yang memainkan alat musik tradisional Jawa gamelan. Sayang kami sudah mengantuk sehingga tidak bisa menikmatinya lagi, dan memutuskan untuk pulang ke hotel dan beristirahat. [by kom]

Referensi Lain Mengenai Bakso Lapangan Tembak:
1. Dari Bakso Gerobak Menuju Mancanegara